Minggu, 24 Juni 2018

Puisi Tentang Manusia & Keadilan

Berjuang di dunia yang fana ini
Walau harus tergerus oleh waktu
Terbunuh oleh kerasnya aliran zaman
Menyerah bukanlah kata yang tepat untuk di ucapkan

Demi membela hak setiap manusia
Walau tantangannya kematian
Tak ada kata takut terlintas dipikiran
Demi menjunjung tinggi keadilan yang solid

Terkadang orang yang seharusnya benar
Kadang kala menjadi salah
Karena setiap manusia memiliki sisi gelap
Dan Sisi gelap selalu berusaha meraung

Lihatlah hanya sekedar biji cocoa
Ibarat kelinci yang dikurung didalam sangkar
Hanya mencuri sebuah wortel petani
Harus di dalam sangkar selama berabad – abad

Berbicara mengenai miliaran rupiah
Ibarat kucing yang dikurung didalam perkarangan rumah
Mencuri daging import dari sebuah pedagang
Dan didalam perkarangan rumah selama berminggu-minggu

Bangkitlah negeri ku
Jangan hanya menuruti sisi gelap mu
Kita tunjukkan pada dunia
Bahwa keadilan yang sejati datang dari tingginya harga diri kita

Rabu, 06 Juni 2018

Unsur Kebudayaan

Unsur-Unsur Budaya

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

    Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

    Alat-alat teknologi
    Sistem ekonomi
    Keluarga
    Kekuasaan politik

2.  Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

    Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    Organisasi ekonomi
    Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    Organisasi kekuatan (politik)

   3.   C.Kluckhohn di dalam karyanya yang berjudul Universal Categories Of Culture mengemukakan,bahwa ada 7 unsur kebudayaan universal,yaitu:

    Sistem Religi (kepercayaan)
    Sistem Organisasi Kemasyarakatan
    Sistem pengatahuan
    Sistem mata pencaharian hidup dan system – system ekonomi
    Sistem teknologi dan peralatan
    Bahasa
    Kesenian

Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:

    Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak (tidak dapat diraba atau disentuh). Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
    Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
    Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

 Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

    Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
    Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Pokok Bahasan Ilmu Budaya Dasar

Pokok bahasan ilmu budaya dasar adalah masalah-masalah kemanusiaan dan budaya. Menurut Budi Darma menyitir pendapat Arthur Koeslaer dalam The Act of Creation dan Wolter Kaufmann dalam The Future of The Humanities, masalah kemanusiaan dan budaya telah diungkapkan secara halus oleh ahli-ahli seni dan filsafat dalam karya seni dan filsafat.

Bila seseorang mempelajari karya-karya seni dan filsafat, maka ia akan menjiwai pemasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain kekuatan, kekuasaan, benturan individu dengan masyarakat, hubungan cinta kasih, cinta dan tanggung jawab, pengorbanan, keprcayaan dan akal budi. Permasalahan lainnya dapat pula ditinjau dari gabungan persoalan biologi, etika dan budaya, seperti permasalahan hak untuk hidup, hak untuk mati, tanggung jawab dan kewajiban dalam hidup.

Delapan topik tentang pokok bahasan Ilmu Budaya Dasar yaitu :

    Manusia dan Cinta kasih : Cinta antara pria dan wanita, Kekeluargaan, Persaudaraan
    Manusia dan Keindahan : Kontemplasi, Eksistensi
    Manusia dan Penderitaan : Nasib buruk, Penyesalan, Kehilangan yang dicintai
    Manusia dan Keadilan : Rasa Keadilan, Perlakuuan yang adil
    Manusia dan Pandangan Hidup : Cita-cita, Kebajikan
    Manusia dan Tanggung jawab serta  pengabdian : Kesadaran, Kewajiban, Pengorbanan
    Manusia dan Kegelisahan : Keterasingan, Kesepian, Ketidakpastian
    Manusia dan Harapan : Kepercayaan diri, Gairah mengatasi kesulitan


Harapan saya setelah mempelajari Ilmu Budaya Dasar adalah saya bisa mendapatkan pengetahuan dan memahami hal-hal baru yang berkaitan dengan nilai-nilai dimasyarakat . Seperti memahami beberapa budaya manusia secara mendalam dan mampu memiliki kepekaan terhadap masalah dalam sebuah pemikiran, perasaan, maupun perilaku manusia tersebut. Dan dengan mempelajari Ilmu Budaya Dasar ini saya juga berharap untuk bisa menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia.

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar

Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :

    Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
    Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.

Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.

Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang dikembangkan adalah :

    Manusia Dan Harapan

    Kepercayaan
    Harapan

    Manusia Dan Kegelisahan

    Keterasingan
    Kesepian
    Ketidakpastian

    Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian

    Kesadaran
    Pengorbanan

    Manusia Dan Pandangan Hidup

    Cita-Cita
    Kebijakan

    Manusia Dan Cinta Kasih

    Kasih Sayang
    Kemesraan
    Pemujaan

    Manusia Dan Keindahan

    Renungan
    Kehalusan

    Manusia Dan Penderitaan

    Rasa Sakit
    Siksaan
    Kesengsaraan

    Manusia Dan Keadilan

    Kejujuran
    Pemulihan Nama Baik
    Pembalasan

Tujuan Ilmu Budaya Dasar

Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Berpijak dari hal diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :

    Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
    Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
    Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.    Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
    Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah :

Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.

Pengertian IBD ( Ilmu Budaya Dasar)

Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar dan pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (refined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan:

    Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
    Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
    Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
    Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budayadaerah dan budaya nasional

Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:

Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.